Pages

Wednesday, August 5, 2009

Perintis Kebajikan

kiriman WAS, Shah Alam ( email grp)

Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang menunjukkan jalan kebajikan maka ia memperolehi pahala (seperti pahala) orang yang melaksanakannya. " (HR Muslim, At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban)Menunjukkan jalan kebajikan adalah salah satu tugas dakwah. Tentu sahaja tujuannya untuk mengajak orang-orang melakukan kebajikan itu. Tetapi kita mestilah ingat bahwa mengajak tidak cukup dengan hanya berbekalkan kata-kata yang berbunga.Seseorang yang berkempen untuk sesuatu kebajikan mestilah juga menjadi perintis kepada kebajikan itu sendiri kerana tidak semua objek dakwah menggunakan prinsip "dengar perkataannya, bukan lihat siapa yang mengatakan".
Masih ramai yang menilai sesuatu itu benar atau salah, menerima atau menolak dakwah dengan merujuk kepada apa yang ia lihat terhadap si pendakwah. Jika rasa simpati dan cinta manusia terhadap diri pendakwah merupakan salah satu kunci kejayaan dakwah, maka mewujudkannya dalam diri pendakwah adalah sebahagian dari dakwah itu sendiri. Rasulullah saw mempunyai peribadi yang menarik dan mempesonakan. Oleh kerana itu, orang-orang yang didakwahkannya tidak mempunyai alasan untuk mencelanya. Mereka yang menolak dakwahnya sekalipun mengakui bahwa Rasulullah saw memang orang yang layak dicintai kerana amanah, kejujuran dan budi pekertinya yang baik.Jika tiada alasan yang munasabah, dalih mereka untuk menolak beliau hanyalah dengan menuduh bahwa apa yang dibawa oleh Rasulullah saw adalah sihir. Bahkan ini suatu tuduhan yang tidak dapat dibuktikan.
Faktor utama yang akan memperkukuhkan usaha merintis kebajikan adalah "Cinta Allah".Mengapa? Pertama, dakwah adalah tugas suci dari Allah swt. Restu Allah swt sangat menentukan samada berhasil atau gagalnya sesuatu projek itu. Mengejar cinta manusia dengan membuat murka Allah pasti akan menggagalkan dan menghancurkan dakwah itu sendiri.Kedua, bila Allah telah mencintai seseorang, maka orang tersebut akan mendapatkan tempat dan memperolehi penerimaan yang luas di kalangan manusia.
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril seraya mengatakan, `Sesungguhnya Aku mencintai si fulan maka cintailah dia.' Maka Jibril mencintainya. Kemudian ia (Jibril) menyeru di langit dengan mengatakan, `Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah dia oleh kalian.' Maka penduduk langit mencintainya. Kemudian jadilah orang itu mendapatkan penerimaan di bumi. " (HR Bukhari dan Muslim)Tidak ada cara lain untuk meraih cinta Allah selain dengan cara taat kepada-Nya dalam keadaan apa pun. "Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu" . Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali Imran : 31)Selebihnya, mereka yang berkempen untuk kebenaran, keadilan dan kebajikan wajib melakukan cara-cara yang dibenarkan oleh Islam untuk menumbuhkan sikap berpihak masyarakat kepada kebenaran.
Berikut adalah beberapa cara yang dianjurkan :
Pertama : Berlapang DadaBerlapang dada dalam bertindakbalas terhadap kesalahan-kesalahan terutama yang "merugikan" diri pendakwah merupakan pintu gerbang penting bagi hadirnya kecintaan. Allah swt. "Mereka harus memaafkan dan berlapang dada. Tidakkah kamu ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nur: 22) Sikap memaafkan ini tentu sahaja akan membuatkan hati menjadi lembut. Seorang penulis Islam menulis dalam bukunya "Peribadi Muslim sebagaimana digambarkan dalam Al Quran" bahwa "Islam menjadikan sikap pemaaf dan berlapang dada sebagai salah satu jalan tarbiyah. Sikap itu dapat membersihkan hati dari dengki dan kecenderungan- kecenderungan buruk yang lainnya. Dengan demikian meningkatlah keyakinan seorang muslim dan semakin sempurnalah keimanannya.
Kedua : Mencintai Kerana AllahUntuk meraih cinta yang murni adalah dengan mewujudkan cinta yang murni pula. Cinta palsu hanya akan melahirkan cinta kosong. Oleh kerana itu, landasan interaksi seorang pendakwah dengan mad'unya hanyalah landasan cinta kerana Allah swt. Anas bin Malik mengatakan, "Aku sedang duduk-duduk di sisi Rasulullah saw, tiba-tiba lalu seorang laki-laki. Seseorang dari yang sedang duduk bersama Rasulullah saw mengatakan, `Ya Rasulullah saw aku mencintai orang itu.' Rasulullah saw mengatakan, `Sudahkah kamu menyatakannya kepadanya?' Orang itu menjawab, `Belum.' Kata Rasulullah saw, `Bangunlah dan nyatakanlah kepadanya." Maka orang itu bangkit menuju ke arahnya seraya mengatakan, `Aku mencintaimu kerana Allah.' Orang itu menjawab, `Semoga Allah mencintaimu pula yang kerana-Nya kamu mencintaiku' ." (HR Ahmad)
Ketiga : SilaturahimAllah swt berfirman: "Dan orang-orang yang menyambungkan apa-apa yang Allah perintahkan untuk disambungkan, merasa takut kepada Rabb mereka dan merasa takut akan buruknya penghitungan. " (QS Ar-Ra'd : 21)Rasulullah saw memerintahkan kita untuk menjalin hubungan dengan orang yang memutuskannya dengan kita. Rasulullah saw juga bersabda, "Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan hubungan, yakni memutuskan hubungan rahim (kekeluargaan) ." (Muttafaq `alaih)Selain besar pahalanya, silaturahim juga mendatangkan banyak manfaat bagi seorang pendakwah. Contohnya ia akan mudah memahami keadaan mad'unya. Dengan demikian, boleh mengenali masalah yang dihadapi oleh mad'unya. Paling tidak, pendakwah dapat memberikan empati kepadanya dan perkara itu akan meringankan beban penderitaannya. Ia akan menjadi lebih baik lagi jika ia dapat melakukan sesuatu yang konkrit yang dapat dirasakan oleh si mad'u.
Keempat : Menampilkan SenyumanMenampilkan wajah ceria dan senyuman adalah amal soleh yang ringan untuk dilaksanakan tetapi mempunyai nilai yang mulia di sisi Allah dan pengaruh yang besar kepada manusia. Rasulullah saw bersabda, "Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apa pun, walaupun hanya mampu menemui saudaramu dengan wajah ceria." (HR Muslim) Ini adalah kerana senyuman mempunyai nilai yang tinggi seperti sabda Nabi saw,"Senyumanmu di hadapan wajah saudaramu adalah shadaqah." (HR Ibnu Hibban)
Kelima : Jauhi KesombonganSeorang yang sedang berkempen untuk kebajikan boleh sahaja menampilkan perkara-perkara baik yang pernah dilakukannya sebagai usaha menceritakan kenikmatan, akan tetapi, ia mesti berusaha untuk menjauhi riya' dan kesombongan.Qatadah mengatakan, "Siapa yang diberi harta, atau kecantikan, atau pakaian, atau ilmu kemudian tidak bersikap tawadhu' maka semua itu akan menjadi kebinasaan bagi dirinya pada hari kiamat."
Keenam : Hati-Hati Dalam BerjanjiMembuat janji secara tepat dan tidak menjualnya dengan harga murah. Melanggar janji akan membuatkan Allah murka dan menyebabkan manusia kecewa serta kehilangan kepercayaan. Oleh kerana itu agar kita tidak termasuk orang yang melanggar janji, membuat janji secara cermat dan benar adalah pilihan yang tepat. Daripada melanggar janji, adalah lebih baik jika kita menampilkan bukti-bukti yang sebenarnya. Jangan sampai kita terjebak untuk menyaingi atau mengimbangi janji-janji para penyeru yang berhati busuk dengan janji busuk mereka.Kesungguhan dalam memperbaiki keadaan umat dapat dilihat dari sejauh mana para pendakwah dalam menerapkan nilai-nilai kebaikan di dalam kehidupannya. Memang, untuk sentiasa konsisten dan berterusan dalam kebenaran memerlukan stamina yang lebih. Oleh kerana itu, penegak nilai-nilai kebenaran dan keadilan akan sentiasa berhadapan dengan pemelihara kezaliman. Orang yang berusaha hidup bersih dari rasuah akan berhadapan secara langsung dengan orang yang membangun kejayaan dengan rasuah. Ya Allah, jadikanlah kami mereka-mereka yang sentiasa merintis kepada jalan kebajikan sehingga kami tetap teguh dan istiqomah berusaha di jalanMu kerana hanya dengan cara ini setiap kebajikan itu akan dapat diwariskan kepada generasi penerus dan ganjaran pahalanya masih terus dapat dinikmati oleh para perintis.